Welcome to FRENDI FERNANDO (Majenang)Website ... monggo dinikmati...

Minggu, 05 Juni 2011

Wah,pertanyaan saya kepada Dirut Perguruan Tinggi Islam tentang "berita radikalisme yang akhir-akhir ini dimuat diberbagai media apakah hanya unruk meneggelamkan isu-isu politik di indonesia" telah dimuat dalam situs-situs islam,berikut salah satu situs yang mencuplik artikel tersebut


suara-islam.com
Cilacap (SI ONLINE) - Ternyata irrelevansi kurikulum yang tidak mampu mencukupi kebutuhan mahasiswa dapat memicu munculnya radikalisme dalam dunia kampus. Selain itu radikalisme di dalam kampus juga dapat dipicu oleh isi dan metode kuliah agama, kelemahan pendampingan, dan adanya aktivitas pihak luar yang masuk ke dalam lingkungan kampus.

Hal itu dikatakan Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam Kementerian Agama, Prof Dr Machasin MA ketika memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Agama Islam Sufyan Tsauri (STAIS) Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (30/5/2011).

Dikatakannya, hal ini akan membuat mahasiswa tidak mampu memberikan jawaban atas permasalahan-permasalahan yang diajukan masyarakat luar kampus kepada mereka.

Menurutnya, energi mahasiswa yang berlebihan juga ikut mendorong munculnya gerakan radikal. Dalam berbagai pemberitaan media massa, kata "radikal" dan "fundamental" selalu diikuti dengan Islam.

"Sangat disayangkan, media sering melakukan ini. Padahal radikal dan fundamental tersebut sudah sangat menggejala di berbagai tempat dan dilakukan oleh banyak pihak," ujarnya.

Akan tetapi, katanya, yang lebih mengkhawatirkan justru perilaku radikal yang dikemas dalam isu agama untuk kepentingan politik praktis. Dalam hal ini, dia mencontohkan adanya gesekan antar pendukung partai politik Islam di Jawa Tengah beberapa waktu lalu sehingga merugikan warganya sendiri.

Terkait faktor pendorong radikalisme dalam agama, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta mengatakan, hal itu akibat adanya pelarian dari realitas tak menyenangkan, gambaran agama tengang dunia tanpa penyimpangan, serta karena dorongan perkuatan kepercayaan dan pemiskinan kemampuan menalar. Juga emosi keagamaan, campur aduk agama dan politik, serta politisasi agama akan makin mendorong tumbuhnya radikalisme dalam agama. (*)

Rep: Abdul Halim
Sumber: Kemenag

Tidak ada komentar:

Posting Komentar