Welcome to FRENDI FERNANDO (Majenang)Website ... monggo dinikmati...

Sabtu, 02 Oktober 2010

saat manusia harus berdiri

Salah Satu Keutamaan yang didapatkan oleh pelaku Shalat Malam adalah Allah akan memberikan keringanan padanya atas lama berdirinya di Padang Mahsyar pada hari Kiamat. Pada hari itu mata manusia tampak sendu, kepala mereka tertunduk, dan kaki-kaki manusia tidak ada yang beralas kaki. Panas matahari benar-benar menyengat mereka, sedangkan air keringat menenggelamkan mereka sesuai dengan tingkat amal yang mereka lakukan. Ini sebagai balasan dan pembuktian janji Allah , sedangkan Allah tidak akan menzalimi hamba-hambaNya.

Ibn Abbas berkata : "Barang siapa ingin diringankan Allah lama berdirinya di hari kiamat, maka hendaklah Allah melihat kepadanya bersujud dan berdiri pada waktu malam (mendirikan Shalat Tahajjuud) karena mengharapkan negeri akhirat."
Abu 'Amr Al Auza'i berkata : "Barangsiapa memperlama berdirinya pada shalat Malam, maka Allah akan memudahkan nya berdiri pada hari kiamat".

Diriwayatkan bahwa istri Abu 'Imran Al Juni senantiasa melakukan shalat malam, sehingga kedua tumit kakinya terlihat bengkak dan pecah kulitnya karena terlalu lama berdiri. Lalu Abu 'Imran menegur, " Mengapa hal ini terjadi? Sayangi dirimu sendiri, istriku..."
Maka sang istri menjawab : " Dibandingkan dengan berdiri pada hari kiamat nanti , apa yang kulakukan masih biasa...,"
Mendengar jawaban istrinya , Abu Imran langsung terdiam.

Ini karena ada Firman Allah yang sangat dahsyat yang harus kita taddaburi :


Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)
(Quran Surat 39 : 68)

Ibnu Al-Qayyim berkata : "Manusia di hadapan Allah memiliki 2 momen berdiri yakni :

(1) Berdiri di dalam shalat
(2) Berdiri pada hari bertemu dengan Nya.

Barangsiapa benar-benar berdiri pada momen berdiri pertama, niscaya dia akan dimudahkan pada momen berdiri yang lain.
Dan barangsiapa benar-benar menyia-nyiakan momen berdiri yang pertama, niscaya dia akan dipersulit pada momen berdiri yang lain"
dosa-dosa sudah menggunung
aib-aib sudah banyak
sehingga bumi penuh sesak karenanya

Kematian terus mendekati
Sedang di dunia kita terus sibuk
dan tidur lelap di malam hari

Lalu bekal apa yang hendak kubawa
Saat harus berdiri
dan berjumpa dengan Nya nanti ?

Wanita itu istimewa,tapi kenapa banyak yang masuk neraka....?????

Kadang saya HERAN,,,,,,,,,, menurut Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa sallam kebanyakan penduduk neraka adalah wanita.

“Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknyaadalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)

Padahal pintu-pintu kebaikan dan pintu-pintu surga terbuka buat wanita, dan Allah telah memudahkan wanita untuk masuk ke dalam surga, dan wanita telah mendapatkan KELEBIHAN dan KEISTIMEWAAN:

1. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang pria yang sholeh.

2. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama Rasulullah S.A.W. di dalam syurga.

3. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.

4. Dari Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka."

5. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.

6. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

7. Wanita yang taat kepada suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).

8. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dia kehendaki.

9. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (dengan jarak 10,000 tahun perjalanan).

10. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. menatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

11. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S.W.T.

12. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

13. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

14.Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T. memberinya pahala seperti memerdekakan        70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T.

15. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.

16. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1,000 pria yang jahat.

17. Rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.

18. Wanita yang memberi minum air susu ibu (asi) kepada anaknya daripada badannya (susu badannya sendiri) akan dapat satu pahala             dari pada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.

19. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.

20. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah                dengan penuh rahmat.

21. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakult.

22. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.

23. Wanita yang memerah susu binatang dengan “bismillah” akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.

24. Wanita yang menguli tepung gandum dengan “bismillah”, Allah akan berkatkan rezekinya.

25. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah.

26. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.

27. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.

28. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.

29. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.

30. Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun sholat.

31. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempo(2½ thn),maka malaikat-malaikat dilangit akan khabarkan berita bahwa syurga wajib baginya. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.

32. Jika wanita memijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memijat suami bila disuruh akan mendapat pahala 7 tola perak.

33. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga.

34. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.

35. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya yaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.

Wallahu a’lam bishowab
Semoga dapat mengambil hikmahnya dan mengamalkannya.
Insyaallah bermanfat...

10 tanda hati mati...

1. Kita mengaku kenal dan cinta Allah, tapi tidak menunaikan hak Nya

2. Kita mengaku cinta Rasulullah tapi mengabaikan sunnah nya

3. Kita membaca Al Qur'an tapi tidak beramal dengan hukum-hukum di dalamnya

4. Kita memakan nikmat Allah, tapi tidak mensyukuri pemberianNya

5. Kita mengaku musuh syaithan, tapi mengikutinya

6. Kita mengaku nikmat surga tapi tidak beramal untuk mendapatkannya

7. Kita mengaku adanya siksa neraka, tapi tidak berusaha menjauhinya

8. Kita mengakui bahwa kematian akan datang pada setiap jiwa, tapi tidak berusaha mempersiapkan bekalnya


9. Kita sibuk membuka aib orang lain, tapi tidak pernah ingat akan aib diri

10. Kita menghantar dan mengubur jenasah tapi tidak mengambil hikmah darinya.

Refleksi Seorang Pejuang dakwah

Kuatkan kami ya Allah. dalam menunaikan pekerjaan besar ini, dalam melaksanakan tugas-tugas nubuwah ini: melakukan tarbiyah, membentuk kepribadian manusiA, Mutarabbi kami, agar sesuai dengan kehendakMu. engkaulah yang membuka hati kami dan hati mereka. Engkaulah yang menerangi jiwa kami dan jiwa mereka. Engkaulah yang melapangkan hati kami dan hati mereka.

Engkau ya Allah, yang mampu meneguhkan hati kami dan hati mereka, sebagaimana Engkau pula yang telah meneguhkan dan mengokohkan hati RAsulMu sehingga tidak cenderung kepada provokasi orang-orang dzalim.

"...dan kalau kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka" (Al ISra': 74)

Kami hanya hambaMu, pesuruh,Mu, pelaksanaMu. Di tanganMu, kaugenggam keberhasilan kerja kami mentarbiyah!

Berapa pun banyak teori kami kuasai, semata-mata hanyalah saran mendekatkan diri kami dan mutarabbi kami kepadaMu. Berapapun usaha telah kami lakukan, tetaplah bukan di tangan kami kunci terbukanya hati mereka, mutarabbi kami. Apapun variasi, metode, dan materi kami, dari sisiMulah hasil kerja kami diperoleh.

Ya Allah, hanya inilah sebesar-besarnya usaha yang mungkin kami lakukan, untuk mengajak manusia berbondong-bondong menuju ridha dan jannahMu. KAmi berharap curahan kasihMu senantiasa menyelimuti kami, agar tidak mudah dikecewakan oleh realitas objek dakwah, dan tidak mudah berputus asa dari Rahmatmu lantaran lelahnya menunaikan pekerjaan besar ini. YA Allah, berikan kami kekuatan iman, kesejukan pikiran, agar tak pernah bosan kami memenuhi hari-hari membersamai mutarabbi kami dalam meniti jalanMu.Amin.

Pengembangan STAIS menuju center for Excellent

Pengembangan STAIS Menuju Center for Excellent

Oleh: Imam Yahya
(Dosen Fakultas Syari'ah dan Program Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang)
Pengantar
Eksistensi Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIS) semakin hari semakin penting dalam rangka membangun dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM dalam menjalankan pembangunan masyarakat untuk masa kini dan masa datang. Maju mundurnya suatu bangsa saat ini sangat tergantung kepada kemampuan profesional warganya dalam mengelola dan mengolah Sumber Daya Alam (SDM) yang tersedia. Untuk memiliki kemampuan ini seseorang tidak cukup lagi dengan pendidikan menengah, apalagi dengan pendidikan rendah saja.
Mantan Menteri Agama Malik Fajar, mengutip pernyataan E. Bolsius, menyatakan bahwa jika setiap orang ingin mencapai kemajuan harus menjamin dirinya dengan sebuah ijazah universitas. Maksudnya bahwa kemanjuan masyarakat akan ditentukan oleh tenaga-tenaga professional yang setara dengan lulusan Perguruan Tinggi, yakni tenaga terpelajar (ilmiah), professional (amaliah) dan bermartabat (ahlakul karimah). Konsekwensi logisnya, Perguruan Tinggi bukan lagi sebagai kebutuhan “mewah” bagi golongan elit, melainkan sudah menjadi kebutuhan masyaraka luas (A. Malik Fadjar, 1998: 137).
Apabila Perguruan Tinggi termasuk PTAIS sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat untuk masa depannya, maka hubungan antara Perguruan Tinggi dan masyarakat harus terjalin erat, terbuka, dan saling menopang. Perguruan Tinggi menempatkan masyarakat sebagai objek yang harus mendapat pelayanan dan pengarahan darinya dengan penuh tanggung jawab. Sebaliknya, masyarakat juga hendaknya menyadari kebutuhannya kepada Perguruan Tinggi sehingga menimbulkan rasa tanggung jawa dan kepeduliannya terhadap kehidupan Perguruan Tinggi.
Untuk itu sangat beralasan kalau masyarakat di kota sampai di pelosok desa memandang Perguruan Tinggi sebagai suatu keniscayaan (fardu ain) dalam mempersiapkan kader-kader di masa yang akan datang. Muncullah banyak Perguruan Tinggi dan PTAIS tidak saja di ibukota Provinsi, tetapi hampir di tiap Kabupaten Kota hingga Kecamatan terdapat Perguruan Tinggi, baik dalam bentuk Sekolah Tinggi, Universitas maupun Institut.


Problem PTAIS
PTAIS adalah lembaga pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat muslim, bertujuan untuk menghasilkan ahli-ahli agama Islam yang terpelajar, professional dan berakhlakul karimah. Tujuan ini mulia dan universal, untuk itu semua komponen masyarakat mendukung keberlangsungan sebuah PTAIS di manapun dan kapapun berada.
Dalam sejarahnya, upaya pembelajaran di PTAIS sendiri telah berlangsung sejak dibukanya Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) di Jakarta pada bulan Juli 1945 menjelang Indonesia merdeka. Sejak itu telah terjadi dinamika dan perkembangan pendidikan tinggi Islam di Indonesia berawal dari lahirnya STAI yang kemudian berubah menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta.
Perubahan STAI menjadi UII terjadi pada 1948, saat itu UII memiliki lima fakultas. Kemudian salah satu fakultas pada UII, yaitu Fakultas Agama diserahkan kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama yang kemudian dijadikan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) dengan PP Nomor 34 Tahun 1950 dan ditandatangani oleh Presiden I tertanggal 14 Agustus 1950. Menurut pasal 2 dari PP Nomor 34 Tahun 1950 tersebut, dijelaskan bahwa Perguruan Tinggi Agama Islam bertujuan untuk memberi pelajaran tinggi dan menjadi pusat penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan tentang agama Islam.
Saat ini, perguruan tinggi Islam swasta, baik yang berbentuk universitas, institut ataupun yang lainnya telah berkembang dengan pesat. Perkembangan ini tidak hanya terlihat dari jumlah lembaga, tetapi juga terdapat pada jumlah jurusan dan program studi yang ditawarkan. Untuk itulah pemerintah membuat kebijakan bagi PTAIS terkait dengan jurusan dan program studi yang ditawarkan. Dengan bermetamorfosisnya IAIN menjadi UIN lapangan PTAIS/PTAIN semakin lebar dan menjajikan secara operasional.
Menurut catatan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, Diktis memfasilitasi dan mengkoordinasikan lebih dari 500 Perguruan Tinggi Agama Islam yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah ini terdiri dari empat klasifikasi, yakni: 1 Enam (6) Universitas Islam Negeri (UIN). 2 Dua belas (12) Institut Agama Islam Negeri (IAIN). 3 Tiga puluh dua (32) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) 4 Empat ratus enam puluh satu (461) Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS).


No Perguruan Tinggi Jumlah PTAIN/S Jumlah Prog. Studi
1 UIN 6 225
2 IAIN 12 262
3 STAIN 32 241
4 PTAIS 461 1071
JUMLAH 511 1799




Sumber:http://www.ditpertais.net/06/profil.asp

Pada tahun 2007, Pusat Data dan Analisa Tempo pernah menyelenggarakan survei tentang persepsi masyarakat terhadap perguruan tinggi di Indonesia. Hasilnya, dari “top of mind” PTS, hanya Universitas Islam Indonesia (UII) yang masuk urutan ke-8 PTS terfavorit. PTAIS lain belum masuk dalam urutan awal.
PTAIS sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat secara umum kualitasnya masih memprihatinkan. Keadaan PTIS di Indonesia cukup bervariatif. Namun dari 461 PTAIS yang ada, hanya 5% di antaranya yang dapat dikatakan mapan. Dari 5% PTIS yang dinilai sudah mapan saat ini, diantaranya Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Universitas Islam Bandung (Unisba), Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang dan beberapa universitas lainnya. Sementara selebihnya masih membutuhkan bantuan. Di manakah posisi STAIS Sofyan Tsauri Majenang?
Inilah yang menjadi problem PTAIS, termasuk STAI Sufyan Tsauri di Majenang belum menjadi Perguruan Tinggi ternama di daerah masing-masing. Beberapa permasalaha yang kompleks dia nataranya meliputi infrastruktur, mahasiswa, pembiayaan, proses akademik, dan kualitas lulusan.
Dari segi inftastruktur, walaupun pada umumnya PTAIS telah memiliki kampus, namun bervariasi antara yang berada di tanah milik dilengkapi dengan bangunan dan sarana yang memadai, namun ada juga yang masih menyewa, atau di kampus sendiri namun sarananya masih sederhana dan terbatas. Kampus PTAIS rata-rata dilengkapi dengan perpustakaan namun bervariasi antara yang banyak dan sedikit buku pustakanya. Begitu juga dengan laboratorium, baik micro teaching, komputer atau bahasa, rata-rata masih terbatas, bahkan ada yang belum memiliki.
Dari segi mahasiswa, banyak PTAIS kecil sekali animonya, apalagi selain Prodi PAI, sehingga kualitas in put tidak biasa diseleksi. Dampak Dari kecilnya jumlah penerimaan mahasiswa maka mengakibatkan sulitnya pembiayaan PTAIS, sebab rata-rata pembiayaan PTAIS tergantung pada dana Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Sedikit sekali, PTAIS yang mempunyai sumber lain yang menjadi kiprah usahanya untuk membiayai program akademik. Bantuan dari pemerintah belum terbuka, harusnya Pemerintah menyetarakan anggaran bagi perguruan tinggi negeri dan swasta.
Dari problematika sarana yang terbatas, input mahasiswa yang kecil, jumlah biaya yang tidak memadai, berimplikasi pada problematika proses akademik. Dari segi kurikulum ditempuh pengurangan SKS sampai batas yang limitatif, dari segi hari perkuliahan dikurangi jumlahnya perminggu, rekruting dosen terbatas pada pemenuhan kebutuhan pokok, tidak mustahil terjadi penyederhanaan dalam proses perkuliahan dan ujian. Yang pasti, darma penelitian masih sangat terabaikan, kecuali dalam penelitian skripsi yang dilakukan mahasiswa. Begitu juga Kuliah Kerja Nyata atau yang sejenisnya sebagai salah satu program untuk darma pengabdian kepada masyarakat, ditunaikan dalam porsi yang terbatas.
Itulah problem klasik pengembangan PTAIS secara umum di berbagai daerah, tak menutup kemungkinan ini juga dialami oleh STAIS Sufyan Tsauri Majenang Cilacap. Namun ada problem akademik yang tidak banyak dibidik oleh oleh para penyelenggaran PTAIS, yakni tentang Perguruan Tinggi sebagai pusat keunggulan (center for excellent). Mengambil contoh perkembangan Pondok Pesantren di negeri ini. Pada zaman dahulu, banyak orang tua yang ingin mengirim pesantren karena ada keunggulan suatu pesantren. Sebut saja misalnya kalau ingin anaknya mempelajari ilmu alat, maka pesantren Sarang dan Lasem menjadi tujuannya. Kalau kepengin takhassus dalam ilmu tasawuf ada pesantren Mranggen atau Cilaacap. Apabila mengharapkan ilmu kejadugan maka pilihannya adalah pesantren Temanggung. Sementara pesantren beberapa pesantren di Pati dan Kaliwungi akan mengarahkan anak-anak santri takhassus ilmu fiqh.
Begitu juga dengan PTAI di masa sekarang ini. Kalau kepengin kuliah sambil menghafal Qur’an kirim ke UIN Malang, sedangkan persoalan Pemikiran Islam kirim ke UIN Jakarta, Filsafat dan Tasawuf ke UIN Jogya, dan Fiqih dan ilmu falaq ke IAIN Semarang.
Inilah nyang menjadi kekosongan sekaligus kesempatan untuk PTAIS untuk menjadikan dirinya sebagai center for excellent bagi sebagina ilmu-ilmu ke Islaman. Di tengah suasana problem klasik seperti tidak tersedia sarana dan dana yang banyak, namun PTAIS harus tetap berjuang maksimal dalam proses akademik melalui mekanisme yang sesuai dengan standar regulasi untuk mengantarkan para mahasiswa menjadi alumni yang memenuhi kompetensinya.
Dari pengamatan penulis selama menjadi Assesor di BAN PT, patut disyukuri bahwa berdasarkan hasil akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, banyak PTAIS mendapat akreditasi yang tidak buruk, walau belum banyak yang mendapat akreditasi puncak, rata-rata sedang-sedang saja, antara B dan C.


PTAIS Sebagai Center for Excellent
Dari kondisi dan problem di atas, penulis menilai bahwa PTAIS sebenarnya mempunyai peluang untuk unggul karena PTAIS pada umumnya berdiri terlepas dari PTAIS yang lain sehingga tidak terkekang oleh gerak langkah PTAIS yang lain. Berbagai keputusan dapat diambil cepat tanpa harus memikirkan implikasinya secara nasional. Dengan kelonggaran yang dimilik PTAIS masih sangat terbuka peluang bagi PTAIS-PTAIS untuk berkembang lebih cepat.
Sebagai PTAIS yang membuka prodi PAI dan EI, STAI Sufyan Tsauri Majenang sangat memungkinkan menjadi pusat keunggulan (center for excellent) di lingkunga Kota Cilacap dan Majenang khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya. Prodi PAI harus mempunyai cirri khos sebagai prodi yang mencetak tenaga-tenaga kependidikan handal. Meski Prodi PAI secara factual menjadi prodi favorit di berbagai PTAIS, namun persaingan sesame penyelenggara pendidikan perlu diperhatikan. STAI Sufyan Tsauri harus bisa member keunggulan tersendiri dalam melakukan proses akademik yang kompetitif. Tanpa keunggulan tertentu semisal keunggulan di bidang penguasaan metodolgis misalnya, atau keunggulan di bidang penguasaan materi ajar fiqh, lambat laun akan ditinggalkan calon mahasiswa.
Begitu juga prodi EI di STAIS Majenang harus menjadi pusat pengembangan ekonomi Islam baik aspek teoritik maupun pragmatis. Sebagai prodi baru, EI menjadi pusat perhatian para penyelenggara lembaga ekonomi syariah. Suka atau tidak suka mereka harus merekrut lulusan prodi EI sebagai keharusan baik formal maupun substansial. Secara formal, Bank Indonesia mengharuskan pimpinan di lingkungan lembaga perbankan dan lembaga keuangan non-bank harus SDM yang memahami ekonomi syariah. Di lapangan penyelenggara perbankan syariah yang hanya mengandalkan produk-produk syariahnya semata, tanpa diikuti dengan kesyariahan SDM banyak ditinggalkan oleh nasabahnya.
Sebagai informasi di bidang perbankan Syariah, awal tahun 2009 ada 6 Bank Umum Syariah, dengan 711 kantor. Pada Juni 2010 Bank Umum Syariah menjadi 10 dengan 1302 kantor. Belum lagi dengan UUS yang hingga Juni 2010 menjadi 23 Bank Umum yang membuka Usaha Unit Syariah, dan 400 BPR Syariah di Indonesia. Perkembangan lain yang berkaitan dengan lembaga keuangan syariah adalah menjamurnya BMT atau KJKS. Pusat Koprasi Syariah dan BMT Center mencatat bahwa di tahun 2006 ada 3020 BMT, 2009 ada 4000, dan di akhir 2010 ditargetkan menjadi 10 ribu BMT/KJKS, angka yang sangat fantastic dan menantang para penyelenggara pendidikan berbasis Ekonomi Syariah.
Untuk itu upaya-upaya yang harus dilakukan tidak bisa seperti membalik telapak tangan, tetapi harus melalui beberapa fase; pertama, fase pembangunan kesadaran. Kedua, fase pengembangan sarana fisik dan fasilitas. Ketiga, fase pengembangan akademik. Keempat, fase pengembangan dan penjaminan mutu. Dan yang terakhir, fase aktualisasi diri sebagai perguruan tinggi yang sesungguhnya.
Harus ada keberanian dan kemampuan penyelenggara dan pimpinan PTAIS untuk mengambil kebijakan “strategis” dalam mengembangkan PTAIS. Bagi STAIS Majenang yang sejak 2008 telah telah mengambil keputusan brilliant, harus menerapkan prinsip al-muhafadhoh alal qadimis sholih wal akhdzu wal ijad bil jadidiil ashlah. Wallohu a’lamu bis showab.

STAIS MAJENANG

STAIS Majenang merupakan sekolah tinggi yang memadukan antara ilmu agama dan umum agar menghasilkan pribadi yang berkualitas memiliki kecakapan dalam IPTEK dan IMTAK.
Profil Struktur Pimpinan  STAIS
1.Drs. H. Masyhud, M.Ag sebagai Ketua
2.Drs.H. Suratman, M.Ag sebagai PUKET 1
3.Drs. H. Fathul Aminudin Aziz, M.M sebagai PUKET II
4.Saekhoni, S.Ag sebagai PUKET III
5.H. Moch. Makhrus, SM. M.Pd sebagai PUKET IV
Serta Jajaran  Struktural lainya.  Insya allah STAIS Majenang mempu mencetak pribadi yang handal dengan landasan IMAN dan IMTAK

Jadwal2 Dadakan STAIS Majenang

Diumumkan bahwa kuliah aktif di STAIS Majenang dimulai tanggal 9 Oktober 2010,tapi hari sabtu ini sekitar jam 9 saya di SMS sama Pak Suratman(Dosen bhs.Arab) bahwa pelajaran beliau dimulai hari sabtu ini pada jam ke 2...Kemudian saya coba menyebarkan SMS tersebut kepada temen2 dekat saya yang masuk pagi (berhubung saya masuk sore)...Dan ternyata benar adanya,pagi jam 9.30 WIB Pak Suratman berangkat...
Dan saya pun berangkat sesuai jadwal sore yaitu sekitar jam 16.00 WIB.Namun karena kekurangfahaman saya dan temen2,jam 16.00 tepat kami masih ngobrol di tempat parkir...selang beberapa menit saya melihat Pak Suratman pulang.....hahahahahahaha,saya panik dan langsung menuju kelas,tapiii........
ya benar,pelajaran terpaksa kosong...
Kemudian saya coba konfirmasi ke Kantor,ya...ternyata katanya kita ditunggu sampe jam 16.00 itu...coz,,,,beliau mau ada urusan Haji (beliau ikut jadi Petugas Haji)...and.....
jadwal dadakan dari info yang saya terima yaitu semester 1 bukan masuk hari sabtu tanggal 9 tapi dimajukan jadi hari Jumat tanggal 8 oktober jam 14.00 WIB dikarenakan hari sabtunya Pak Suratman mau ada tugas Manasik Haji...
So,jangan lupa buat temen2 semua ya.....jangan ngulangin keteledoran itu lagi...wwkwkwkwkwkwkwk

Ya cintaku Ya Nabiku

Belakangan ini semakin sering saja penghinaan demi penghinaan yang diterima oleh umat Muslim. Penginaan tersebut tak lain adalah penghinaan terhadap nabi Muhammad SAW. Penghinaan tersebut dituangkan dalam bentuk kata-kata ataupun gambar, bahkan ada pihak yang menyatakan tanggal 20 mei kemarin adalah hari bebas untuk menggambar sosok Muhammad, sayapun hanya mampu mengucapkan Masya Allah setelah mendengar berita tersebut, bahkan di Facebook ada pihak yang menyatakan bahwa Muhammad adalah perampok, nabi palsu, fedophil. Saya hanya ingin bilang kepada anda sebagai umat muslim, tidak perlulah anda menanggapi hal-hal yang seperti ini, karena semakin kita dihina maka akan semakin kita cinta kepada rasul kita Nabi Muhammad SAW. Sekarang saya ingin menceritakan beberapa kisah dimana kisah ini menggambarkan sebagaimana mulianya Nabi Muhammad SAW.
Cerita pertama adalah cerita nabi Muhammad,S.A.W sebelum wafat,
perhatikan betapa mulianya hati nabi, Disaat beliau sakit parah dan menjelang ajal pun ia masih ingat umatnya , Ketika hendak shalat beliau pingsan, dan ketika sadar yang ditanyakan pun masih umatnya. Simak cerita ini bukti kecintaan kepada umatnya.
Untuk yang sudah pernah baca atau dengar ini , saya hanya mengulangi dan memberikan pesan kesesama muslim dan untuk yang belum silahkan simak semoga menentramkan hati.
haxims.blogspot.com
Walaupun penyakit yang diderita Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sangat parah,akan tetapi beliau masih sempat menunaikan semua shalatnya bersama jama’ah para sahabatnya hingga hari itu, yakni hari kamis, empat hari sebelum wafat, dan pada hari itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menunaikan shalat maghrib bersama mereka, pada saat itu beliau membaca surat “al-Mursalat.” (HR. al-Bukhari dari Umu Fadhl Bab Sakitnya Nabi)
Pada waktu isya’, sakit Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam smakin parah, hingga beliau tidak bisa ke masjid.’Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya:”Apakah orang-orang telah menunaikan shalat?”Kami menjawab:”Belum wahai Rasulullah, akan tetapi mereka menunggumu.” Beliau berkata:”Siapkanlah untukku air di bejana.” Kami pun melaksanakannya, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mandi, ketika hendak bangkit beliau pingsan, dan tak lama kemudian beliau sadar, dan bertanya:”Apakah orang-orang telah menunaikan shalat?.” Maka terjadilah untuk kedua dan ketiga kalinya apa yang terjadi sebelumnya, yakni mandi kemudian pingsan ketika hendak bangkit. Beliau menyuruh orang supaya Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu menjadi imam. Pada hari-hari tersebut Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu mulai shalat bersama mereka.(hadits mutafaq ‘alaihi)
Cerita yang kedua bukti toleransi Nabi terhadap sesama manusia, tidak memaksakan kehendak dan melindungi yang lemah disini terpancar kemuliaan hati nabi
Pengemis Yahudi dan Rasullullah SAW
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu,Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?
Aisyah RA menjawab,Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja. Apakah Itu?, tanya Abubakar RA. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana, kata Aisyah RA..
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik, Siapakah kamu? Abubakar RA menjawab,Aku orang yang biasa (mendatangi engkau). Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku, bantah si pengemis buta itu.
Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku, pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…
Jika Nabi Muhammad bisa mendengar ini Saya akan berkata begini :
Ya Nabi… sangat mulia Hati mu
Begitu besar kecintaanmu kepada kami Umat Islam
Sedangkan kami sering melupakan mu
Di saat ajal menjemputpun yang diingat adalah kami umat mu
Bukan keluarga atau hartamu
Ya nabi semoga Kami nanti bertemu dengan mudah-mudahan mendapat ridho mu.
Tenangkanlah hatikami disaat orang lain terus menghujat mu
Tidak ada kata-kata yang tepat yang bisa menggambarkan kemuliaan hati mu.